Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi tekanan darah yang melebihi batas normal dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti serangan jantung. Oleh karena itu, penting untuk mendeteksi dan mengatasi hipertensi sedini mungkin guna menghindari kondisi yang berbahaya.
Mari, simak informasi lengkap mengenai penyebab darah tinggi hingga cara mengatasinya melalui ulasan di bawah ini.
Apa itu Hipertensi?
Sebenarnya, apa itu hipertensi? Hipertensi adalah istilah medis ketika kondisi tekanan darah pada arteri meningkat melebihi batas normal. Tekanan darah terbagi menjadi dua bagian, yaitu sistolik dan diastolik.
Tekanan sistolik adalah tekanan ketika jantung memompa darah keseluruh tubuh. Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan ketika jantung berada dalam kondisi rileks saat menerima darah kembali ke ruang jantung sebelum kembali memompakannya ke seluruh tubuh. Hipertensi ditegakkan saat kondisi tekanan sistolik melebihi atau sama dengan 140 mmHg dan diastolik melebihi atau sama dengan 90 mmHg.
Perlu diingat bahwa konfirmasi diagnosis hipertensi tidak dapat hanya mengandalkan satu kali pemeriksaan, kecuali pada pasien dengan tekanan darah yang sangat tinggi (derajat 3) atau terdapat bukti kerusakan target organ akibat hipertensi.
Apabila tekanan darah dibiarkan melebihi batas normal, hal ini dapat mengakibatkan komplikasi penyakit serius, seperti stroke, gagal jantung, penyakit ginjal, dan lain sebagainya. Karena itulah, hipertensi adalah penyakit yang perlu ditangani sedini mungkin.
Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi dapat berbeda-beda berdasarkan jenisnya, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Beberapa penyebab hipertensi adalah sebagai berikut:
Hipertensi Primer
Jenis hipertensi ini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Walau demikian, ada beberapa faktor pemicu dari hipertensi primer, seperti riwayat keluarga atau genetik, gaya hidup tidak sehat, obesitas, proses penuaan, dan lain-lain.
Hipertensi Sekunder
Penyebab hipertensi sekunder diakibatkan oleh kondisi medis tertentu. Salah satu penyakit yang cukup berkaitan dengan hipertensi sekunder yaitu penyakit ginjal. Selain itu, hipertensi sekunder juga bisa disebabkan beberapa kondisi lain, di antaranya:
1. Sindrom Conn atau produksi hormon aldosteron berlebih.
2. Sindrom Cushing atau produksi hormon kortisol berlebih.
3. Tumor kelenjar adrenal.
4. Obstructive sleep apnea.
5. Koarktasio aorta.
6. Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti pil KB, antinyeri, antidepresan, dan lainnya.
7. Gejala Hipertensi
Ada gejala yang bisa jadi dirasakan oleh penderita hipertensi. Namun perlu diingat, tidak semua penderita hipertensi akan merasakan gejala-gejala ini. Sering kali kasus hipertensi ditemukan pada pasien yang tidak bergejala.
Beberapa gejala hipertensi adalah sebagai berikut:
1. Sakit kepala, terutama di belakang kepala.
2. Vertigo.
3. Tinitus (dengung atau desis di dalam telinga).
4. Penglihatan bermasalah.
5. Sesak napas.
6. Nyeri di bagian dada.
7. Aritmia.
8. Kelelahan.
9. Diagnosis Hipertensi
Dalam melakukan diagnosis hipertensi, dokter akan mengidentifikasi riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik pasien. Kemudian, dokter atau paramedis lain akan menggunakan alat pengukur tekanan darah dengan memakaikan manset lengan tiup di lengan.
Hasil pengukuran akan dilihat berdasarkan empat kategori tekanan darah secara umum, yaitu:
Optimal : Sistolik < 120 dan diastolik < 80 mmHg.
Normal : Sistolik 120–129 dan diastolik 80–84 mmHg.
High normal : Sistolik 130–139 dan atau diastolik 85–89 mmHg.
Grade 1 : Sistolik 140–159 dan atau diastolik 90–99 mmHg.
Grade 2 : Sistolik 160–179 dan atau diastolik 100–109 mmHg.
Grade 3 : Sistolik >= 180 dan atau diastolik >= 110 mmHg.
Cara Mengatasi Hipertensi
Cara mengatasi hipertensi harus dilakukan secara medis agar penanganannya tepat dan tidak memperburuk kondisi. Penderita hipertensi umumnya diharuskan untuk mengonsumsi obat seumur hidup agar tekanan darahnya tetap terjaga.
Obat-obatan yang biasa diresepkan oleh dokter untuk penderita hipertensi di antaranya:
1. Obat untuk melebarkan pembuluh darah agar tekanan darahnya menurun. Sebab, hipertensi kadang bisa mengakibatkan terjadinya sumbatan pada pembuluh darah.
2. Obat untuk membuang garam dan cairan berlebih di dalam tubuh. Nantinya, pembuangan garam dan cairan berlebih tersebut akan keluar melalui urine.
3. Obat untuk memperlambat detak jantung.
4. Obat penurun tekanan darah.
5. Obat untuk menghambat pembentukan angiotensin II (konstriktor pembuluh darah).
6. Obat untuk mencegah angiotensin II membuat pembuluh darah menyempit.
Cara Mencegah Hipertensi
Untuk mencegah risiko terkena hipertensi, penting untuk menerapkan pola hidup sehat. Langkah-langkah preventif ini meliputi berbagai tindakan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Mengonsumsi garam secukupnya, tidak lebih dari 5 gram per hari.
2. Menjaga berat badan normal.
3. Membatasi konsumsi kafein.
4. Mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur dan buah-buahan.
5. Menghindari kebiasaan merokok.
6. Berolahraga secara teratur.
7. Membatasi asupan makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi.
8. Mengurangi minuman beralkohol.
9. Mengelola stres dengan bermeditasi.
10. Tidur yang cukup dan berkualitas.
Apabila Anda merasakan gejala yang mengarah pada hipertensi, segera konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam di Siloam Hospitals terdekat guna mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Selain itu, disarankan untuk melakukan medical check up secara berkala untuk memantau kondisi kesehatan jantung secara menyeluruh. Anda pun dapat memesan paket medical check up Skrining Jantung sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.